“Mengapa suporter tidak lebih dulu melakukan fair play, misalnya? Mau
menerima sekontroversial apapun hasil pertandingan. Tak lagi melepas
lemparan botol. Selalu mau membeli tiket masuk stadion. Hanya
menyanyikan lagu yang bisa membakar semangat dan bukan memancing emosi
kubu rival, terlebih jika lagu itu bernada rasis dan genosida.”
itulah
yang saya rasakan 2tahun belakangan ini,selalu ada nyanyian rasis
didalam stadion.bahkan ini menjadi suatu lagu wajib di beberapa kalangan
suporter di indonesia.tak hanya rasis bahkan kekerasan yang merupakan
dendam kedaerahan ataupun rivalilitas antar suporter.
coba kita lihat pesta juara arema tahun 2010
perusakan kendaraan plat L oleh beberapa peserta konvoi dan
nyanyian2 hujatan yang ditujukan kepada Bonekmania, pendukung klub
sepakbola Persebaya Surabaya.
Miris sekaligus malu. Sebegitu besarnya kebencian mereka, bahkan saat
merayakan kemenanganpun kebencian terhadap klub supporter lain
ditunjukkan secara nyata. Padahal yang mereka lakukan itu mencoreng muka
sendiri dan muka warga Malang secara umum.
Saya tidak menutup mata bahwa tindakan mereka ini merupakan balasan
dari perlakuan Bonekmania kepada mereka. Tapi mau sampai kapan kondisi
seperti ini dibiarkan? Kapan warga Surabaya bisa dengan tenang melintas
di jalanan Kota Malang tanpa diganggu tindakan rasis pendukung Aremania,
begitu juga sebaliknya? Kapan kedua tim supporter bisa saling mendukung
klub kesayangannya tanpa harus menunjukkan kebencial pada tim lain?
Mencari akar permasalahan yang mengawali permusuhan keduanya lalu
menuding pelakunya tentu bukan barang mudah. Kedua tim supporter pasti
akan punya argumen sendiri2 berdasarkan pengalaman kelamnya masing2.
Apalagi perselisihan antar-supporter seperti ini melibatkan massa
pendukung yang jumlahnya sangat banyak.
ayolah kita sadar,kita hargai perbedaan,kita dukung tim kesayangan kita masing-masing tanpa mengaggap rendah kelompok lain!!
no tawuran,no rasis,no anarrkis just good fotball indonesia!!